LAPORAN PROMOSI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
“STUDY VISIT SD PETRA”
Disusun
oleh:
Veby Santika
P1337425218129
Dosen
Pengampu:
Salikun,
S.Pd., M.Kes
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
SEMARANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN ALIH
JENJANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
KATA PENGANTAR
Segala do’a dan
puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulisan makalah ini dapat diselesaikan oleh penulis walaupun
menemui kesulitan maupun rintangan dalam menyelesaikan laporan promosi
kesehatan yang berjudul “Study Visit SD Petra”.
Selama penulisan laporan ini penulis
menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih
ada belum sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis
selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah
ini.
Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bimbingan dan pengarahan dari Bapak Salikun,S.Pd,M.Kes selaku pembimbing mata
kuliah promosi kesehatan, serta saran dari berbagai pihak yang penulis terima,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang
telah diberikan dapat menjadi amal sholeh dan mandapatkan balasan dari Allah
SWT.
Semarang,
Desember 2018
Veby
Santika
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sekolah adalah lembaga formal
yang didalamnya terdapat kurikulum, guru, siswa, metode pembelajaran, media
pembelajaran dan fasilitas yang diperlukan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1
sampai kelas 6. Sekolah mempunyai peranan penting dalam pelayanan promosi
kesehatan siswa termasuk kesehatan gigi. Kesehatan gigi dan mulut dapat
terintegrasi dalam kegiatan kesehatan sekolah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
meluncurkan “Global School Health Initiative” yang dirancang untuk meningkatkan
kesehatan siswa melalui sekolah. Program kesehatan sekolah meliputi promosi
kesehatan dan praktik gaya hidup sehat bagi anak-anak. Kegiatan lebih
menekankan pada pengembangan lingkungan yang sehat dan praktik kesehatan
pribadi (Petersen, 2013).
Penyakit mulut yang
paling umum diderita anak-anak adalah gingivitis dan karies gigi sebesar 60-90%
(Petersen, 2013: 204). Usia 8-10 tahun merupakan kelompok usia yang kritis
terhadap terjadinya karies gigi dan mempunyai sifat khusus yaitu transisi
pergantian gigi susu ke gigi permanen. Anak usia 8-10 tahun prevalensi karies
gigi mencapai 60-85% (Widya, 2013: 128). Karies gigi meningkat dan bertambah
dari waktu ke waktu. Jika tidak diberi tindakan akan berefek pada kualitas
hidup anak, seperti kemampuan memakan dan mengunyah pada makanan yang mereka
pilih. Anak yang mempunyai kesehatan mulut yang rendah 12 kali lebih terbatas
aktivitasnya dari pada mereka yang tidak memiliki masalah kesehatan gigi dan
mulut. Karies gigi merupakan penyebab utama luka pada mulut dan hilangnya gigi
(Spiby, 2013: 4).
Penyakit gigi dan mulut
merupakan penyakit yang tersebar luas di masyarakat Indonesia. Faktor penyebab
dari penyakit gigi dan mulut dipengaruhi oleh faktor perilaku, kebersihan gigi
dan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan (2013: 11) untuk perilaku benar dalam menyikat gigi berkaitan dengan
faktor gender, ekonomi, dan daerah tempat tinggal ditemukan sebagian besar
penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi pagi maupun mandi sore adalah
sebesar 76,6%. Perilaku menyikat gigi dengan makan pagi dan sebelum tidur
malam, untuk Indonesia ditemukan hanya 2,3%. Indeks DMF-T (Decay Missing
Filled-Teeth)menggambarkan tingkat keparahan kerusakan gigi. Prevalensi
nasional Indeks DMF-T adalah 4,6.
Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah (UKGS) adalah upaya kesehatan masyarakat yang ditujukan untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik di
sekolah binaan yang ditunjang dengan upaya kesehatan perorangan berupa upaya
kuratif bagi individu (peserta didik) yang memerlukan perawatan kesehatan gigi
dan mulut. Program UKS/UKGS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, sehingga dapat dicapai derajat
kesehatan gigi dan mulut yang optimal bagi anak sekolah ( depkes RI,2012).
Salah
satu resolusi dari The 60thWorld Health Assembly(WHA) oleh WHO tahun 2007
adalah mengembangkan dan mengimplementasikan promosi kesehatan gigi dan mulut
serta pencegahan penyakit gigi dan mulut sebagai bagian dari kegiatan promosi
kesehatan di sekolah dengan fokus pada PHBS dan praktik perawatan diri sendiri
di sekolah, yaitu dengan pelaksanaan sikat gigi setiap hari di
sekolah.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah selain
dilaksanakan melalui kegiatan pokok kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas juga
diselenggarakan secara terpadu dengan kegiatan pokok UKS dalam bentuk program Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang juga dilaksanakan oleh swasta.
Program UKGS sudah
berjalan sejak tahun 1951, status kesehatan gigi pada anak usia 12 tahun masih
belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 (Kemenkes), menunjukkan
prevalensi karies gigi dalam 12 bulan terakhir di Indonesia adalah 46,5% dan
yang mempunyai pengalaman karies sebesar 72,1%. Prevalensi karies aktif
kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8% sedangkan pengalaman karies 36,1%.
Besarnya kerusakan gigi yang belum ditangani dan memerlukan
penumpatan/pencabutan (RTI) pada usia 12 tahun sebesar 62,3% sedangkan
persentasi dari jumlah gigi tetap yang sudah di tumpat (PTI) pada usia ini baru
mencapai 0,7% dan 26,2% telah terlanjur dicabut.
- Rumusan
Masalah
a.
Apa saja program yang ada di
UKGS tersebut ?
b.
Sarana dan prasarana yang ada
di UKGS tersebut ?
c.
Manajemen atau pengolahannya
bagaimana ?
d.
Kerja sama program UKGS
dengan siapa ( puskesmas/kampus) ?
e.
Seperti apa monitoring dan
evaluasi laporannya ?
f.
Progres peningkatan derajat
kesehatan gigi di UKGS tersbut ?
g.
Apa saja alat-alat yang ada
di UKGS tersebut ?
C.
Tujuan
a.
Untuk mengetahui apa saja
program yang ada di UKGS tersebut
b.
Untuk mengetahui sarana dan
prasarana yang ada di UKGS tersebut
c.
Untuk mengetahui manajemen
atau pengolahannya bagaimana
d.
Untuk mengetahui kerja sama
program UKGS dengan siapa ( puskesmas/kampus)
e.
Untuk mengetahui seperti apa
monitoring dan evaluasi laporannya
f.
Untuk mengetahui progres
peningkatan derajat kesehatan gigi di UKGS tersbut
g.
Untuk mengetahui apa saja
alat-alat yang ada di UKGS tersebut
D.
Manfaat
a.
Bagi SD Petra
Meningkatkan
pengetahuan program UKGS
b.
Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai
bahan masukan dan informasi di bidang UKGS
c.
Bagi Penulis
Untuk
mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah diterima di bangku
kuliah
BAB
II
HASIL
PEMOTRETAN DI LAPANGAN
A. Gambaran Umum Program UKGS SD Petra Semarang
Gambar SD Petra Semarang
SD Petra Semarang terletak di
Jalan Ketapang Raya No. 1, Pedurungan Lor, Pedurungan, Pedurungan Lor,
Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50192 dan berstatus sebagai sekolah Swasta dengan
Akresitasi A. SD ini memiliki 11 Ruang Kelas, 1 Laboratorium, 1 Perpustakaan
dengan jumlah Siswa Laki-laki 121 orang
dan Siswa Perempuan 120 orang
yang dikepalai oleh Sofangiwati.
SD Petra
Semarang telah mengukir sejumlah perestasi diantaranya ialah sebagai berikut:
1.
JUARA 1
Lomba Paduan Suara USM Tingkat Jateng
2.
JUARA III Catur POPDA Tingkat Jawa Tengah
3.
JUARA III Mini Bridge Tingkat Kota Semarang
4.
6 BESAR PERINGKAT UN Tertinggi Semarang Timur
5.
Favorit di Kompetisi Paduan
Suara Karangturi
6.
Mengisi acara Paduan Suara pada
Kunjungan Presiden RI
7.
Pemecah Rekor MURI
8.
JUARA III Lomba Mencipta Alat Permainan
Edukatif Bahan Lokal (Guru) IKIP PGRI Tk. Jateng
Letak SD Petra Semarang (Jalan Ketapang Raya No. 1,
Pedurungan Lor, Pedurungan, Pedurungan Lor, Pedurungan, Kota Semarang, Jawa
Tengah)
Sekolah ini memiliki program
UKS yang sudah ada sekitar tahun
2014 hingga saat ini, dimulai dari MOU dengan kampus jurusan keperawatan gigi
Poltekkes Kemenkes Semarang. Selama 2 tahun pertama alat dan bahan diadakan
bertahap dalam mendukukung program UKGS tersebut. Hal ini berawal dari
informasi yang di dapatkan kepala sekolah dari rekan kerjanya. Saat ini petugas
yang bertanggung jawab terhadap UKGS di SD Perta Semarang adalah Ulil Amrilina
dan orang tua siswa-siswi di sekolah ini menerima program ini dengan baik.
B. Program - Program UKGS SD Petra Semarang
SD Petra
Semarang memiliki program UKGS yakni
sebagai
berikut:
1. Promotif
Upaya promotif adalah suatu
rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan –
kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Upaya promosi yang dilakukan SD Petra
Semarang berupa skrining kesehatan gigi yang dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh petugas
UKGS. Setiap minggu terdapat waktu ± 30 menit petugas UKGS memberi materi (edukasi) kesehatan
gigi pada anak-anak di
dalam kelas. Menyikat gigi
dilakukan seminggu sekali diawali dari playgrup sampai kelas 6 sekolah dasar.
Sikat gigi yang dilakukan oleh siswa SD Petra
Semarang
2. Preventif
Upaya preventif adalah
kegiatan yang bertujuan untuk pencegahan penyakit. Upaya preventif yang
dilakukan adalah scalling, pengolesan fluor dan pemberian vitamin . Untuk tindakan scalling
dilaksanakan berdasarkan kebutuhan siswa, dimana ketika siswa merasa tidak
nyaman terhadap kondisi gigi dan mulutnya mereka langsung datang tanpa diminta
ke ruang UKGS untuk memeriksakan kondisi giginya. Sedangkan untuk tindakan
pengolesan fluor dilakukan setiap tahun
dan dilakukan kepada siswa-siswi kelas satu. Hal ini dikarenakan begitu pedulinya siswa-siswa di
SD Petra tentang kesehatan gigi mereka.
3. Kuratif
Sederhana
Upaya kuratif adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mengobati suatu penyakit. Upaya kuratif yang dilakukan
berupa penambalan gigi 1 bidang dan pencabutan gigi decidui persistensi,
kegiatan ini dilakukan di ruang UKGS pada SD Petra Semarang. Akan tetapi untuk melalukan tidakan sebelumnya
dilakukan pengisisan inform consent
yang diberikan kepada orang tua. Tidakan tidak akan dilakukan tanpa persetujuan
dari orang tua siswa yang bersangkutan.
C. Sarana dan Prasarana
Sarana
dan prasarana yang ada di UKGS terdiri dari 1 unit dental chair, scaller
elektrik, sterilisator, alat penambalan, tang pencabutan, alat oral diagnostik,
bahan penambalan, pencabutan, fluor, kassa, kapas, masker, hand schoen, dll.
Semua sarana dan prasarana promotif, preventif dan kuratif sederhana lengkap. Selain itu karena ruang UKS dan UKGS digabung menjadi
satu, maka di ruangan tersebut juga terdapat
poster tentang kesehatan secara umum dan kesehatan
gigi, bad tidur, bantal, seprei, selimut, timbangan berat badan, dll.
Suasana ruang UKS dan UKGS SD Perta
Semarang
D. Manajemen atau Pengolahan UKGS
Program
UKGS ini awalnya dikelola
oleh seorang dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang yang berkerja sama dengan SD Petra Semarang.
Program ini diawali dengan pengajuan proposal kerja sama tentang UKGS inovatif
antara Pihak kampus dengan pihak SD
Petra Semarang. Setelah pengajuan kerjasama, pihak kepala sekolah merasa program
ini sangat diperlukan, maka dilanjutkan dengan presentasi program lebih lengkap
dari pihak kampus. Kemudian setelah presentasi, kepala sekolah memutuskan untuk
membuat MOU dengan pihak kampus.
Saat ini Program UKGS telah berjalan secara mandiri di SD Petra Semarang dan
dibiayai oleh 50% sekolah dan 50%
komite sekolah. Honorium tenaga kesehatan dibayar oleh sekolah. SD Petra Semarang juga sangat memperbolehkan jika
terdapat orang tua atau wali siswa yang memeriksakan giginya di UKGS yang
terdapat disekolah, akan tetapi untuk biaya yang dikeluarkan tidak termsuk
dalam biaya yang di cover oleh sekolah, melainkan orang tua atau wali siswa
yang meminta untuk dilakukan pemeriksaan bahkan tidakan (scaling) membayar
biaya sendiri.
Selain itu SD Petra semarang juga bereja
sama dengan Puskesmas Tlogosari Wetan dan termasuk sekolah binaan di lingkungan
kerja Puskesmas Tlogosari Wetan juga. Petugas yang bertanggung jawab pada UKGS
di SD Petra Semarang ialah satu Terapis Gigi dan Mulut dan masih dalam
pengawasan Dokter gigi dari Puskesmas Tlogosari Wetan.
Kepala sekolah dan petugas UKGS memberikan informasi
mengenai UKGS dan UKS
BAB III
PEMBAHASAN
A. Evaluasi
dan Monitoring Laporan UKGS
Perawat
gigi (petugas) setiap minggunya bertugas untuk memberi penyuluhan (edukasi) kepada siswa-siswi dalam
waktu ± 30 menit di dalam kelas lalu membuat laporan UKGS,
kemudian laporan harian ini di rekap kedalam laporan bulanan yang nantinya akan
diserahkan ke pihak sekolah. Selain
itu setiap tahunnya Orang tua menerima Rapot tentang kesehatan gigi anaknya
yang diberikan setiap tiga bulan sekali.
B. Keunggulan Program UKGS
Keunggulan dari program UKGS yang sudah dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1.
Tingkat kesadaran dari
masing-masing siswa terhadap kesehatan gigi dan mulut mereka sudah sangat
tinggi hal ini di tandai dengan kemauan dan keberanian siswa untuk datang
sendiri ke ruang UKGS.
2.
Kegiatan UKGS ini membawa dampak positif bagi guru-gurunya yakni
meningkanya pengetahuan guru tentang kesehatan gigi dan mulut
3.
Kegiatan UKGS ini membawa dampak positif bagi siswa-siswi SD Petra Semarang yakni meningkanya pengetahuan siswa tentang
kesehatan gigi dan mulut karena terdapat materi khusus yang diberikan dikelas.
4.
Disiplinnya siswa siswi melakukan sikat gigi masal tiap minggunya.
5.
Kegiatan ini merupakan nilai plus SD Petra yang dapat ditonjolkan dari
sekolah lainnya, sehingga membuat sekolah ini menjadi sekolah favorit
siswa-siswi.
C. Hambatan Program UKGS di SD Petra Semarang
Hambatan dalam program UKGS ini tentang masih menyatunya ruangan UKS dan UKGS di
SD Petra Semarang, keterbatasan tenaga perawat gigi
yang mengelolah program UKGS.
D. Solusi Program UKGS di SD Petra
Menambah ruangan untuk UKGS dan memisahkan dengan ruangan UKS di
SD Petra, lalu bekerja sama dengan instansi berwenang atau puskesmas untuk
menambah Perawat Gigi supaya dapat mengelola UKGS di SD Petra.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Usaha
kesehatan gigi sekolah (UKGS) adalah bagian integral dari usaha kesehatan
sekolah (UKS) yang melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
terencana. Program-program yang terdapat dalam UKGS di SD Petra terdiri dari
upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana. Sarana dan prasarana di UKGS
tersebut juga sudah sangat lengkap. Manajemen dan pengolahannya tersturktur dan
sistemastik serta evaluasi dan monitoringnya yang terkontrol dan berjalan
dengan baik. Keunggulan dari program ukgs yang sudah dilaksanakan adalah angka
karies sudah menurun setiap tahunnya.
B.
Saran
Diharapankan SD lainnya dapat
menerapkan program UKGS inovatif ini dan untuk tenanga kesehatan khususnya
perawat gigi dapat mengaplikasikan program ini di daerahnya masing-masing.
L
A
M
P
I
R
A
N
DOKUMENTASI
|
|||||
|
||||||